Jumat, 11 November 2016

Sejarah Taman endog

SEJARAH TAMAN ENDOG



               
                Taman Endog (Taman Telur dalam bahasa indonesia) merupakan salah satu tempat yang dijadikan ruang terbuka hijau. Taman Endog berada di tengah-tengah kota Sumedang. Dinamakan Taman Endog karena di tengah taman terdapat bangunan tugu berbentuk telur raksasa. Dibawahnya terdapat dua buah tangan sebagai penyangganya.
            Taman Endog dibangun sekitar tahun 1990 oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang. Monumen Taman Endog berada dipertigaan jalan yang menuju kearah Kabuyutan Cipaku Darmaraja Sumedang.
Dibangunya Monumen Telur berasal wawacan Endog Sapatalang.Wawacan Endog Sapatalang berisi tentang zaman penciptaan. Zaman penciptaan tertulis dalam buku Cipaku wawacan Endog Sapatalong (yang berarti Cerita Telur Satu Rangkayan), menurut Ki Wangsa buku itu menjelaskan tentang proses penciptaan alam Semesta, mulai dari Tuhan menciptakan dunia dari cahaya, membentuk asap tebal menggumpal sampai mengeras menjadi dunia. Kemudian dunia ibarat Telur yang pecah sebagian menjadi langit dan sebagian menjadi bumi, air nya disebut alam tirta, merahnya disebut alam Marcapada(yaitu alam dunia yang tampak), putih telurnya ibarat alam Mayapada (yaitu alam jin dan sejenisnya) selaput tipis pembungkus putih telur disebut alam wa’dah ghaib dan selaput paling tipis menempel ke kulit telur ibarat alam surya laya (atau alam Rahyang), dewa-dewi (alam malaikat versi islam), sedangkan telurnya ibarat alam hakekat yang tidak bisa diukur oleh akal pikiran manusia. Tuhan yang maha kuasa menciptakan alam semesta dari cahaya kemudian menjadi matahari, bulan, bintang, planet, galaxy dan dan yang lainnya. Setelah menciptakan alam semesta lalu menciptakan tumbuhan, hewan, dan manusia.proses penciptaan alam semesta ini menurut wawacan Endog sapatalang dilakukan dalam waktu 15 hari 15 malam.
            Dibangunnya taman Endog sebagai symbol atau tempat yang menjelaskan tentang wawacan Endog sapatalang yang didalamnya berisi tentang proses penciptaan alam semesta oleh Tuhan yang diibaratkan seperti Telur. Tahun 2009 Taman Endog melakukan renovasi dikarenakan kondisi fisik tugunya yang mulai rusak. Renovasi tersebut kira-kira menghabiskan biaya APBD sekitar Rp.50.000.000.-
               
                Taman Endog (Taman Telur dalam bahasa indonesia) merupakan salah satu tempat yang dijadikan ruang terbuka hijau. Taman Endog berada di tengah-tengah kota Sumedang. Dinamakan Taman Endog karena di tengah taman terdapat bangunan tugu berbentuk telur raksasa. Dibawahnya terdapat dua buah tangan sebagai penyangganya.
            Taman Endog dibangun sekitar tahun 1990 oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang. Monumen Taman Endog berada dipertigaan jalan yang menuju kearah Kabuyutan Cipaku Darmaraja Sumedang.
Dibangunya Monumen Telur berasal wawacan Endog Sapatalang.Wawacan Endog Sapatalang berisi tentang zaman penciptaan. Zaman penciptaan tertulis dalam buku Cipaku wawacan Endog Sapatalong (yang berarti Cerita Telur Satu Rangkayan), menurut Ki Wangsa buku itu menjelaskan tentang proses penciptaan alam Semesta, mulai dari Tuhan menciptakan dunia dari cahaya, membentuk asap tebal menggumpal sampai mengeras menjadi dunia. Kemudian dunia ibarat Telur yang pecah sebagian menjadi langit dan sebagian menjadi bumi, air nya disebut alam tirta, merahnya disebut alam Marcapada(yaitu alam dunia yang tampak), putih telurnya ibarat alam Mayapada (yaitu alam jin dan sejenisnya) selaput tipis pembungkus putih telur disebut alam wa’dah ghaib dan selaput paling tipis menempel ke kulit telur ibarat alam surya laya (atau alam Rahyang), dewa-dewi (alam malaikat versi islam), sedangkan telurnya ibarat alam hakekat yang tidak bisa diukur oleh akal pikiran manusia. Tuhan yang maha kuasa menciptakan alam semesta dari cahaya kemudian menjadi matahari, bulan, bintang, planet, galaxy dan dan yang lainnya. Setelah menciptakan alam semesta lalu menciptakan tumbuhan, hewan, dan manusia.proses penciptaan alam semesta ini menurut wawacan Endog sapatalang dilakukan dalam waktu 15 hari 15 malam.
            Dibangunnya taman Endog sebagai symbol atau tempat yang menjelaskan tentang wawacan Endog sapatalang yang didalamnya berisi tentang proses penciptaan alam semesta oleh Tuhan yang diibaratkan seperti Telur. Tahun 2009 Taman Endog melakukan renovasi dikarenakan kondisi fisik tugunya yang mulai rusak. Renovasi tersebut kira-kira menghabiskan biaya APBD sekitar Rp.50.000.000.-

1 komentar:

  1. black titanium ring with 10-1" diameter wall thickness - TitaniumArt
    Black Titanium Ring with titanium scooter bars a 10-1" aftershokz titanium diameter wall hypoallergenic titanium earrings thickness The alloy has titanium anodizing been known titanium wallet as the "Black titanium" oxide ring.

    BalasHapus

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget